TAKDIR
“Diam kata ku..!,tidak bisa kah kau mengerti..!”bentakku kepada adikku yang menangis karena lapar tidak makan dari pagi.
“Aku lapar,lapar bang..”tangisnya yang semakin keras membuatku yang kini berumur sepuluh tahun tidak tahu harus berbuat apa.
Air mata ini tak kuasa aku tahan,dunia ini terasa sangat kejam kepada ku.Ayah ku pergi entah kemana meninggalkan kami begitu saja,Ibuku hanya penjaga WC umum di pasar,yang gajinya hanya cukup makan kami bertiga saja.
Biasanya ibuku pulang dengan membawa sebungkus nasi untuk dimakan,tapi tidak kali ini ia pulang dengan badan kaku dan tak bernyawa.
Ia pulang sekaligus meninggalkan kami untuk selamanya,tanpa meninggalkan beras atau pun nasi untuk kami makan.
Adikku terus menangis karena ditinggal ibunya dan disisi lain karena lapar tak tau harus makan apa.
Kini tinggallah aku yang harus merawat adik ku seperti malam ini membuatku tak kuasa menahan tangis dan marah kepada TAKDIR yang tidak adil menurut ku…
PekanBaru,Riau
01-Desember-2010
Catatan kecil:Manusia tidak bisa melawan takdirnya,
tapi bisa untuk merubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar